Rabu, 17 Agustus 2016

Jangan Asal Kerja, Raih 3 Kemajuan Ini

"Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup.
Kalau bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja"
- Buya Hamka-

Awal memasuki dunia kerja, saya bahagia dan bersemangat. Saya pelajari aturan dan kebijakan perusahaan seiring dinamika bisnis.

Waktu berjalan hingga suatu ketika saya menggantikan atasanku menghadiri sebuah rapat antar instansi. Saya merasa nothing berhadapan dengan peserta rapat yang kebanyakan anak muda. Bisa saya tebak mereka adalah pekerja keras yang gigih menapaki tangga karir di instansinya.

Belajar aturan dan kebijakan perusahaan ternyata tidak cukup untuk cakap menghadapi dunia luar. Berikut tiga bidang yang wajib dipelajari karyawan untuk kemajuan :
1. Belajar Public Speaking
Menurut sebuah survey di washingtonpost.com, berbicara di hadapan umum lebih ditakuti daripada kematian. Tentunya berlaku bagi orang yang tidak terbiasa tampil di khalayak. Orang yang sudah terbiasa saja merasa deg-degan, sedikit keringatan dan nerveous sebelum tampil. Dan itu natural

Butuh jam terbang untuk bisa rileks saat tampil di hadapan umum. Membaca buku adalah langkah pertama yang paling bisa dilakukan untuk paham teorinya. Selanjutnya untuk praktek, saya menonton acara stand-up comedy. Ini adalah yang terbaik karena di acara stand-up comedy, ada saat komedian akan menggerak-gerakkan badannya, mengubah intonasi suara dan aksi panggung yang sangan baik dipelajari.

2. Go travelling
Mahal? Nggak kok, yang penting tahu caranya. Sekarang sudah ada AirAsia, JetStar, LionAir, dll yang biasa promo super murah bahkan Rp.0.-

Apa hubungannya travelling dengan kemajuan? Entah darimana datangnya rasa Percaya diri ini. Yang jelas, semakin sering travelling, semakin percaya diri dan luwes berinteraksi dengan berbagai macam karakter orang lain. Dan yang tidak kalah pentingnya, hati tidak iri melihat orang lain pajang foto travellingnya di media sosial.

3. Belajar jadi Penulis
Penulis yang baik lahir dari pembaca yang rajin. Kedua aktivitas ini membuka portal ilmu pengetahuan dan dunia imajinasi. Meski tempat kerja hanya 4x6 meter, dengan menulis, perasaan dan wawasan jadi lebih luas.

Bukan hal yang tidak mungkin, dengan menulis semua tempat bisa dijadikan "kantor". Diundang ke berbagai tempat dan menjadi pembicara adalah bonus yang manis menjadi penulis hebat.

Tiga hal di atas ada di sekitar kita. Memulainya juga mudah, murah bahkan free. Jadi tidak ada alasan lagi jadi anak muda yang maju dan berwawasan luas 😀

Selasa, 09 Agustus 2016

Maju dengan Totalitas

Melanjutkan kesuksesan Novel Ayat-ayat Cinta, Habiburrahman El Shirazy merilis seri ke-2 akhir tahun 2015. sama seperti seri sebelumnya, kisah hidup Fahri Abdullah selalu sarat dengan nilai yang bernafaskan islam. Nilai yang membangun jiwa lewat sentuhan hati namun tetap dijangkau logika.

Salah satu sifat yang dimiliki oleh Fahri Abdullah adalah Totalitas dalam menjalani hidupnya. Orang bule bilang, live life to the fullest. Sifat ini tergambar dalam beberapa adegan di novel yang dekat dalam kehidupan sehari-hari :
1. Total sebagai kepala keluarga.
Ketika pulang ke rumah setelah beraktifitas, Fahri hadirkan fisik, pikiran dan hati sebagai kepala keluarga.
2. Total sebagai tetangga
Sebagai muslim yang hidup di lingkungan yang diselimuti isu islamphobia, Fahri Abdullah tetap memperlakukan tetangga sepenuh hati. Mulai dari sekedar mengirimkan makanan hingga memberi kebahagiaan yang berarti ke dalam hati tetangga. Sebagai contoh, Fahri mewujudkan mimpi tetangga yang jahat padanya hingga rela mengorbankan nyawanya.
3. Total dalam bekerja
Sejak kecil Fahri telah menuntut ilmu dalam dunia Pesantren. Menyelesaikan studi S1 dan S2, Fahri menempuh perjalanan setengah bumi ke Universitas Al-Ahzar Mesir untuk menuntut ilmu langsung dari hulunya. Studi S3 di selesaikan di Jerman dan selanjutnya menjadi Dosen tetap di Oxford University. Kerja dan tulisannya menghiasi jurnal Internasional.

Kesuksesan yang diraihnya melalui proses yang tidak mudah. Prosesnya tidak mudah. Pekerjaan biasa dilakukan sampai pagi. Sosok Fahri digambarkan sebagai sosok muslim yang modern dan bisa diteladani.